
Pemain cadangan nasional harus bangun dan mulai serius menekuni karier bulu tangkis mereka. Juara dunia Aaron Chia telah mendesak para pemain muda di skuad nasional untuk melipatgandakan usaha mereka dalam mengejar kesuksesan alih-alih mengandalkan pemain senior untuk memikul tanggung jawab.
Kekhawatirannya muncul menyusul penampilan mengecewakan dari beberapa pemain cadangan pada Sri Lanka International Challenge yang sedang berlangsung.
Kekecewaan terbesar datang dari unggulan teratas Fazriq Razif, putra legenda nasional Datuk Razif Sidek, dan rekannya Bryan Jeremy Goonting, yang tersingkir di babak pertama setelah kalah 20-22, 19-21 dari pasangan kualifikasi Taiwan, Huan Tsung-i dan Lin Ting-yu.
Mohd Faiq Haziq Masawi-Lok Hong dan Goh Yi Qin-Toh E Hern juga tersingkir lebih awal, sementara unggulan keempat Goh Boon Zhe-Wong Vin Sean tumbang di babak kedua oleh Raymond Indra-Nikolaus Joaquin dari Indonesia, 14-21, 18-21.
Di Jerman, juara dunia junior Aaron Tai dan Khang Khai Xing juga tersandung di babak pembukaan German Open, kalah dari Presley Smith dan Chen Zhi Yi dari Amerika Serikat.
Aaron Chia yakin beberapa pemain mungkin merasa terlalu nyaman dan tidak merasakan tekanan yang sama seperti rekan-rekan senior mereka, yang dapat menjelaskan kurangnya intensitas mereka di lapangan.
“Saya kira masalahnya bukan pada fasilitas dan tunjangan yang diberikan oleh BAM (Persatuan Bulu Tangkis Malaysia). Mungkin sebagian dari mereka tidak merasakan tekanan yang sama karena mereka berasal dari latar belakang keluarga yang mapan,” kata Aaron Chia .
“Bagi kami para pemain senior, kami mungkin tidak seberuntung itu, hanya biasa-biasa saja. Itulah sebabnya kami bekerja keras, karena ini adalah karier kami, mata pencaharian kami, dan kami ingin terus maju. Meski begitu, Aaron tetap yakin bahwa para pemain pelapis memiliki potensi. Namun, kesuksesan tidak datang begitu saja, dan mereka harus mau bekerja keras untuk meningkatkan diri dan memiliki keinginan untuk menjadi yang terbaik.”
“Menurut pendapat saya dan berdasarkan pengamatan saya, ketika kami sebagai pemain senior berlatih bersama para junior, semuanya berjalan lancar. Mereka mungkin tidak terbiasa menjaga konsistensi dalam turnamen dan sering membuat kesalahan karena mereka terlalu banyak berpikir. Yang dapat saya sarankan adalah untuk lebih fokus selama latihan dan berusaha lebih keras.”
“Saat saya masih di tim junior, saya tidak berpikir berlebihan. Saya berlatih dengan komitmen penuh, memanfaatkan setiap kesempatan untuk berkompetisi, tampil sebaik-baiknya di turnamen, dan jika ada kesempatan untuk mengalahkan pemain top, saya akan melakukannya.”
“Itulah satu-satunya cara untuk naik dengan cepat dalam tim,” tambahnya.
Senada dengan Aaron Chia, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngadi menilai, kondisi pemain pelapis belum begitu kritis dan masih bisa dikembangkan.
Namun, Herry IP meminta waktu untuk melakukan transformasi kepada mereka, tidak hanya dari segi teknik namun juga penguatan mental saat bertanding di lapangan.
“Dalam latihan, saya bisa melihat kemajuan, dan mereka terlihat bagus di lapangan setiap hari. Namun, berkompetisi dan berlatih adalah dua hal yang berbeda. Beberapa pemain tampil sangat baik dalam latihan, tetapi mentalitas mereka menurun selama pertandingan.”
“Itulah sebabnya saya butuh waktu untuk melakukan penyesuaian dan menerapkan rencana permainan yang cocok untuk mereka,” kata Herry