
Legenda bulutangkis tanah air Tan Joe Hok tutup usia pada Senin, 2 Juni 2025 sekitar pukul 10.52 WIB di Rumah Sakit Medistra, Jakarta. Tan Joe Hok meninggal pada usia 87 tahun. Simak profil lengkapnya berikut.
Kabar berpulangnya Tan Joe Hok disebarkan melalui unggahan dari mantan atlet bulutangkis, Yuni Kartika di Instagramnya @yuni.kartika73.
“Telah meninggal dunia legenda Bulutangkis kebanggaan Indonesia Om Tan Joe Hok. Semoga Arwah nya diterima di sisi Tuhan YME… Om Joe Hok meninggal dunia di RS Medistra pada usia 88 tahun. Selamat jalan Om Joe Hok, terima kasih utk semua jasa2x Om utk membanggakan Bangsa Indonesia. Rest In Peace Om,” tulis Yuni.
Profil Tan Joe Hok Legenda Bulutangkis Indonesia
Tan Joe Hok lahir di Bandung, 11 Agustus 1937 saat Indonesia belum merdeka sehingga disebut bagian dari Hindia Belanda.
Tan Joe Hok menempuh pendidikan SD hingga SMA di Bandung. Ia lalu melanjutkan studinya di Universitas Baylor, Texas, Amerika Serikat jurusan premedical bidang kimia dan biologi dan lulus tahun 1963.
Bakatnya di dunia tepok bulu mulai terlihat sejak ia masih muda. Kala itu, sang ayah sengaja memangkas halaman belakang rumah mereka untuk dijadikan lapangan badminton. Melihat sang ayah bermain bulutangkis, Joe Hok mulai tertarik untuk ikut mencobanya.
Dengan bermodalkan alat latihan ala kadarnya, Tan Joe Hok terus mengasah kemampuannya. Ia lalu ditawari Lie Tjoe Kong untuk bergabung dengan klub Blue White. Bersama Blue White, Tan Joe Hok berhasil menjuarai Kejuaran Nasional Bulutangkis pada 1956.
Karier Tan Joe Hok mulai berkibar setelah ia bergabung dengan Timnas Indonesia. Ia bersama dengan Ferry Sonneville, Tan King Gwan, Njoo Kim Bie, Lie Poo Djian, Olich Solichin, dan Eddy Yusuf menjadi Tim Thomas Indonesia yang dikirim untuk berlaga di ajang Piala Thomas & Uber 1958.
Tak diduga, Tan, dkk berhasil membawa pulang Piala Thomas ke tanah air. Tim Thomas ini juga berhasil menang pada kejuaraan yang sama di tahun 1961, dan 1964. Tangguhnya tim ini sampai mendapat julukan “The Magnificent Seven”.
Pada 1959, Tan Joe Hok juga berhasil memenangi kejuaraan bulutangkis dunia paling bergengsi, All England. Ia mengalahkan rekan senegaranya, Ferry Sonneville, dan mengukuhkan diri sebagai orang Indonesia pertama yang menjadi juara All England.
Tan muda masih haus gelar. Ia berturut-turut memenangi kejuaraan US Open dan Canada Open di tahun 1959 dan 1960. Ia juga menorehkan prestasi dengan menjadi juara Asian Games 1962.
Setelah memutuskan untuk pensiun, Tan Joe Hok lalu berkarier sebagai pelatih di Meksiko dan Hong Kong sebelum akhirnya ditarik untuk melatih di PB Djarum Kudus pada tahun 1982.
Tan juga dipercaya melatih tim Thomas Indonesia pada tahun 1984 yang membuahkan hasil juara.
Karena keberhasilannya, Tan mendapatkan penghargaan berupa tanda Bintang Jasa Nararya dari Presiden Republik Indonesia, Soekarno pada 28 Mei 1964. Ia juga dinobatkan sebagai Pelatih Olah Raga Terbaik 1984 dari SIWO/ PWI Jaya.