
Peta kekuatan bulu tangkis junior Asia mulai mengalami pergeseran. Menjelang Kejuaraan Asia Junior 2025 yang akan digelar 18–27 Juli 2025, di GOR Indoor Manahan, Solo, dominasi negara-negara yang sebelumnya kuat di junior seperti Cina dan Jepang kini beralih ke Thailand dan India.
Hal itu bisa dilihat dari daftar unggulan di kategori beregu (18-22 Juli 2025). Cina dan Jepang tidak lagi masuk dalam top tiga unggulan. Kini unggulan tertas ditempati Thailand dengan poin tertinggi 121.810, kemudian India dengan 102.460 poin. Indonesia menjadi unggulan ketiga dengan 101.260 poin.
Cina yang sebelumnya mendominasi unggulan teratas, kini hanya menempati unggulan keempat dengan 101.060 poin. Jepang yang memiliki tradisi pembinaan bulu tangkis muda yang kuat hanya menempati unggulan ke-10. Setelah era Tomoka Miyazaki, belum ada lagi pemain junior asal negeri sakura tersebut yang menonjol.
Hal yang sama juga dialami Cina. Kini di level junior mereka tengah melakukan masa transisi. Para junior yang sebelumnya berjaya di levelnya sudah mulai naik ke level senior, sementara generasi baru mereka belum bisa stabil.
Tantangan regenerasi ini juga di alami Indonesia. Para pemain andalan di junior, seperti Moh Zaki Ubaidillah di tungga putra dan ganda putri Rinjani Kwinara Nastine kini sedang menanjak ke level senior. Sementara di bawah belum ada yang bisa menyamai pencapaian mereka.
Pengamat bulu tangkis Daryadi pun mengaku jika peta kekuatan junior sedikit bergeser. Bahkan, ada tiga negara yang berpotensi menjadi “raja” baru di level junior yakni India, Thailand, dan Taiwan. Ketiga negara itu sangat serius mempersiapkan para pemain mudanya.
“Ketiga negara ini yang berani dan rutin mengirimkan para pemainnya di berbagai turnamen level tinggi, seperti level 300. Contohnya, dari India tunggal putri berusia 16 tahun, Tanvi Sharma sukses mencapai final AS Terbuka 2025 melawan pemain senior Zhang Beiwen. Meskipun pertandingannya tidak seketat turnamen di Asia, tapi Sharma menunjukkan mampu bersaing,” kata dia, saat dihubungi Minggu 29 Juni 2025.
Ketiga negara tersebut, menurut dia bisa menjadi ancaman ke depannya. Walaupun mereka mungkin di turnamen-turnamen super series hanya menjadi cadangan, tetapi berani melakukan itu. Hal itu yang belum berani dilakukan oleh Indonesia.
“Kalau Indonesia kan, kalau tidak pasti-pasti saja tidak mau kirim pemain. Nah, India, Thailand, Taiwan mereka berani untuk mengambil risiko untuk pengalaman pemain mudanya,” ujar Daryadi.
Perubahan komposisi kekuatan ini pada akhirnya akan membuat Kejuaraan Asia Junior 2025 diprediksi berlangsung lebih ketat. Lima top lima unggulan, Thailand, India, Indonesia, Cina, dan Taiwan mungkin akan bersaing ketat untuk perebutan gelar beregu. Sementara di tunggal diprediksi akan lebih sengit lagi, dan Korea Selatan bisa menjadi salah satu penantang utama.***