
Pemain ganda campuran Malaysia, Hoo Pang Ron, memberikan sinyal tidak ingin dipisahkan dengan tandemnya, Cheng Su Yin, meski duet mereka sedang mengalami penurunan.
Hoo Pang Ron sedang berada di fase rehat semenjak Cheng Su Yin mengalami cedera hamstring saat tampil di Thailand Open 2025.
Namun sebelum itu, salah satu duet besutan Nova Widianto di tim ganda campuran nasional Negeri Jiran berada sudah berada dalam bahaya karena penurunan performa.
Mereka hampir terus-terusan tersingkir di babak-babak awal sepanjang kuartal pertama tahun 2025.
Pencapaian terbaik ganda campuran rank 13 dunia itu adalah perempat final di Indonesia Masters 2025 dan Orleans Masters 2025.
Padahal, Hoo/Cheng pernah mendobrak persaingan ganda campuran dunia di akhir tahun lalu dengan mencapai final China Masters 2024.
Mereka bahkan hampir juara di turnamen level BWF World Tour Super 750 itu.
Hoo/Cheng merebut gim pertama dan bersaing hingga adu setting pada gim kedua saat menantang pasangan nomor satu dunia dari China, Feng Yan Zhe/Huang Dong Ping.
Penurunan performa Hoo/Cheng sudah lama dikomentari Nova Widianto.
“Kita melihat Pang Ron/Su Yin menunjukkan permainan terbaik mereka sebagai underdog tahun lalu,” ucap legenda ganda campuran Indonesia tersebut pada Februari lalu, dilansir dari New Straits Times.
“Mereka menikmati pertandingan dan hasilnya mengikuti.”
“Namun, sejak peringkat mereka meningkat, mereka merasakan tekanan untuk memberi hasil bagus, karena mengetahui potensi mereka. Tekanan itu mendorong ke inkonsistensi.”
“Saya mengingatkan mereka bahwa mereka adalah pemain top, tetapi mereka harus meniru pendekatan mereka sebelumnya dan fokus dengan performa daripada hasil.”
Dengan masih belum menunjukkan perbaikan, ditambah musibah cedera Cheng Su Yin, pelapis Chen Tang Jie/Toh Ee Wei itu mulai dihantui kemungkinan pemisahan dalam duet mereka.
Namun Hoo Pang Ron dengan yakin masih merasa bahwa kendala dia dan Cheng belum sampai tingkat keparahan untuk harus mengalami perombakan.
“Menurut saya kami tidak harus dipisah,” kata Hoo Pang Ron.
“Tapi tentu saja semua keputusan ada di tangan pelatih atau manajemen jika merasa perlu melakukan perubahan. Tidak ada yang tahu,” tandasnya.
Adik dari mantan ganda putri Malaysia, Vivian Hoo, itu merasa permainan dia dan Cheng sudah mulai diamati banyak rival semenjak akhir tahun lalu.
“Level kami menurun setelah China Masters (2024). Mungkin pasangan lain sudah mulai menganalisis dan membaca permainan kami,” kata Hoo.
Mereka direncanakan kembali pada Japan Open 2025 (15-20 Juli) dan China Open 2025 (22-27 Juli), tetapi partisipasi mereka masih belum pasti.
Kendati demikian, Hoo masih yakin dia bisa menemukan kembali chemistry yang hilang bersama Cheng.
“Dia perlahan pulih. Kami tidak terburu-buru (untuk kembali) karena takut itu bisa memperburuk cederanya,” kata Hoo soal kondisi Cheng.
“Kami melakukannya perlahan demi perlahan, belum ada yang bisa dipastikan. Hal terpenting adalah (memperbaiki) pola pikir kami.”
“Kami pernah mencapai final sebelumnya, tetapi semenjak itu kami selalu tersingkir lebih awal. Mungkin memang sudah waktunya untuk memulai lagi dari awal,” kata pemain berusia 27 tahun itu.
Selain dari pola pikir, Hoo juga ingin memperbaiki hal-hal teknis yang masih terus didiskusikan bersama pelatih.
“Kami berdiskusi tentang cara menjadi lebih baik. Kami butuh lebih banyak variasi dalam permainan kami karena kalau terus melakukan taktik yang sama tidaklah cukup,” ujar Hoo Pang Ron.
“(Fase) sekarang ini bisa jadi berkah tersembunyi.”
“Kami sudah lama tidak menang dan mental kami sedang terpuruk. Semoga jeda ini membantu kami menyegarkan pikiran dan kembali lebih kuat,” katanya.