
Keluarga besar Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Kota Bandung berduka atas wafatnya salah satu tokoh legendaris bulu tangkis Indonesia, Iie Sumirat. Ia menghembuskan napas terakhir setelah menjalani perawatan intensif akibat komplikasi penyakit diabetes basah di RS Hermina Bandung, Selasa (22/7/2025).
Iie Sumirat merupakan salah satu legenda besar bulu tangkis nasional asal Bandung yang dikenal dengan gaya bermain eksentrik, humoris, dan penuh karakter. Ia lahir pada 15 November 1950 dan dikenal luas sebagai bagian dari skuad legendaris “The Magnificent Seven” Indonesia pada era kejayaan bulu tangkis tahun 1970-an.
Hingga akhir hayatnya, almarhum tercatat masih aktif sebagai pengurus PBSI Kota Bandung, khususnya di bidang pembinaan dan prestasi. Kiprahnya tak hanya dikenang sebagai atlet berprestasi, tetapi juga sebagai pelatih dan tokoh pembina generasi muda bulu tangkis Indonesia.
Di kancah nasional dan internasional, nama Iie Sumirat sejajar dengan legenda bulu tangkis Indonesia lainnya seperti Rudi Hartono, Liem Swie King, Tjun Tjun, Johan Wahyudi, dan Christian Hadinata. Ia dikenal sebagai pemain yang kerap menjadi penentu kemenangan dalam pertandingan-pertandingan krusial.
“Dulu Cina sangat tangguh di bulu tangkis Asia, tetapi sama Iie semua bisa dikalahkan,” kenang Ueng, sahabat dekat sekaligus rekan seperjuangan almarhum.
Selama kariernya, Iie Sumirat mencatatkan prestasi gemilang. Ia sukses menyumbangkan medali emas untuk Indonesia di ajang Asian Games tahun 1966 dan 1970. Namanya juga harum saat menjadi bagian dari tim Indonesia yang menjuarai Kejuaraan Dunia 1976 di Bangkok, Thailand.
Momen paling berkesan dalam kariernya adalah saat Piala Thomas 1979. Dalam partai final melawan Denmark, Iie Sumirat tampil gemilang dengan mengalahkan Svend Pri melalui gaya permainan unik, bahkan sempat memperagakan gerakan tarian Sunda di hadapan lawan, yang menjadi ciri khasnya dan dikenang hingga kini.
Usai pensiun sebagai pemain pada tahun 1982, Iie Sumirat melanjutkan dedikasinya sebagai pelatih. Ia mendirikan klub PB Sarana Muda yang kemudian berkembang menjadi SGS Elektrik, tempat lahirnya juara dunia Taufik Hidayat.
Kiprah panjang Iie Sumirat menjadikannya sosok yang dihormati dan dicintai di kalangan bulu tangkis, khususnya di Jawa Barat dan Kota Bandung. Kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi dunia olahraga Indonesia.