
Dalam dunia olahraga, kemenangan sejati tak hanya ditentukan oleh jumlah medali, tetapi juga oleh seberapa besar warisan yang ditinggalkan untuk generasi mendatang. Semangat itulah yang menjadi napas dari gelaran istimewa bertajuk “Make Your Moment: Dari Bulu Tangkis untuk Semua”, yang akan berlangsung di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, 22 Juli 2025 nanti.
Bersama Indonesia Olympians Association (IOA) dan OPPO Indonesia, delapan legenda hidup bulu tangkis Indonesia akan kembali turun ke lapangan—bukan dalam pertandingan kompetitif yang penuh tensi, melainkan dalam satu panggung simbolik, sarat makna. Tujuan utamanya jelas: menggugah kepedulian publik terhadap masa depan atlet Indonesia, sekaligus menggalang dana untuk mendukung pembinaan atlet muda lintas cabang olahraga.
Yang membuat gelaran ini berbeda bukan hanya soal siapa yang tampil, melainkan apa yang mereka bawa kembali ke lapangan: semangat, sejarah, dan harapan.
Pertemuan Emas di Lapangan Legenda
Untuk pertama kalinya dalam sejarah, delapan peraih medali emas Olimpiade Indonesia akan tampil dalam satu lapangan: Susy Susanti dan Alan Budikusuma, pasangan suami istri yang mencetak sejarah emas ganda di Olimpiade Barcelona 1992
Ricky Subagja dan Candra Wijaya, ikon ganda putra yang melegenda di era 90-an dan awal 2000-an. Taufik Hidayat, sang maestro tunggal putra yang menaklukkan dunia di Athena 2004.
Liliyana Natsir dan Tontowi Ahmad, yang menyatukan teknik dan determinasi dalam gaya bermain ganda campuran. Dan, Apriyani Rahayu, sang juara dari generasi baru yang mengibarkan Merah Putih di Olimpiade Tokyo 2020
Mereka akan tampil dalam pertandingan eksibisi atau fun match yang tak sekadar mempertontonkan keterampilan, tetapi juga menyalurkan pesan: bahwa semangat perjuangan tidak pernah kadaluarsa. Pertandingan ini adalah penanda bahwa kejayaan masa lalu masih punya tempat untuk ikut membentuk masa depan.
Kolaborasi yang Melampaui Lapangan
Dalam pernyataannya, Ketua Umum IOA Yayuk Basuki menegaskan bahwa ajang ini merupakan bentuk nyata dari semangat berbagi. “Semangat para Olympians tidak pernah berhenti di podium. Menjadi juara bukan hanya tentang prestasi pribadi, tetapi tentang menyalakan harapan baru,” ujarnya.
Bekerja sama dengan OPPO Indonesia, IOA menghadirkan acara ini sebagai perpaduan antara olahraga, teknologi, dan solidaritas. OPPO sendiri mengusung filosofi bahwa teknologi harus menjadi jembatan yang mendekatkan manusia—dan dalam konteks ini, menjadi penghubung antara para legenda dengan masyarakat luas, serta antara masa lalu dan masa depan olahraga Indonesia.
“OPPO percaya setiap momen punya makna. Dan melalui kolaborasi ini, kami ingin masyarakat bukan hanya menyaksikan sejarah, tapi ikut menciptakannya,” ujar perwakilan OPPO dalam keterangan resminya.
Tiket, Koleksi Eksklusif, dan Aksi Peduli
Penjualan tiket pertandingan akan dibuka mulai Kamis, 26 Juni 2025 melalui Loket.com. Panitia menyediakan enam kategori tiket dengan harga mulai dari Rp161.000 hingga Rp3,2 juta. Tidak hanya menyaksikan langsung aksi para legenda, penonton juga akan disuguhi lelang berbagai koleksi eksklusif OPPO—mulai dari apparel edisi terbatas hingga memorabilia seperti raket dan jersey bertanda tangan para legenda.
Menariknya, seluruh hasil penjualan tiket dan lelang akan disalurkan untuk program pembinaan atlet muda dari berbagai cabang olahraga. Dalam suasana di mana pendanaan olahraga masih kerap menjadi tantangan, inisiatif ini menghadirkan angin segar yang menunjukkan bahwa kolaborasi dan kepedulian publik bisa menjadi solusi.
Lebih dari Sekadar Nostalgia
“Dari Bulu Tangkis untuk Semua” bukan sekadar ajang reuni nostalgia. Ini adalah panggung untuk menyampaikan pesan penting: bahwa kejayaan di masa lalu tak akan ada artinya jika tidak diwariskan ke masa depan. Di tengah euforia pertandingan dan kegembiraan menyaksikan legenda kembali bermain, terselip pesan tanggung jawab dan semangat gotong royong yang tak lekang oleh waktu.
Di lapangan nanti, mungkin smash mereka tak sekuat dulu. Tapi justru di balik gerakan yang lebih kalem dan senyum yang mengembang, penonton akan menyaksikan sesuatu yang lebih besar-sebuah semangat juang yang kini ditujukan bukan untuk menang, tetapi untuk memberi. Dan dari sana, sejarah baru bisa dimulai kembali.