Ganda putra Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto, menyesali kekalahan mereka di perempat final Japan Open 2024 yang banyak diakibatkan kesalahan sendiri.
Keunggulan telak Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto atas ganda putra Malaysia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin, harus kembali ternoda.
Duel sesama ganda putra unggulan pada perempat final Japan Open 2024 di Yokohama Arena, Kanagawa, Jepang, Jumat (23/8/2024), berakhir menjadi pil pahit untuk duo FajRi.
Sebab, ini menjadi kekalahan pertama Fajar/Rian dari Goh/Nur setelah selalu menang dalam lima perjumpaan sebelumnya.
Pasangan andalan Merah Putih sudah kalah start sejak gim pertama.
Meski berhasil memaksa laga berlanjut sampai rubber game, mereka kembali dalam mode underperform ketika gagal merebut kendali serangan.
“Hari ini kami belum berhasil memenangkan pertandingan,” sesal Fajar dikutip BolaSport.com dari rilis pers PBSI.
“Lawan bermain baik hari ini, sedangkan kami masih banyak melakukan kesalahan sendiri.”
“Banyak poin untuk lawan dan ini menjadi bumerang bagi kami sendiri. Akhirnya lawan banyak mendapat keuntungan dari kesalahan kami,” tandasnya.
Fajar sempat berusaha mencari hawa pertandingan. Sesekali dia berteriak kencang untuk mengembalikan kepercayaan diri.
Namun, hasil akhirnya masih belum sesuai dengan kehendak pasangan juara All England dua kali ini.
“Dalam pertandingan tadi saya sering berteriak di lapangan untuk menyemangati diri sendiri,” ujar Fajar.
“Ini karena dari pertandingan pertama hingga hari ini, saya belum merasa in dengan permainan saya.”
“Saya tentu kecewa dengan diri sendiri. Saya tentu tidak mau bermain seperti itu.”
“Setelah ini saya harus instrospeksi diri sendiri. Tadi di lapangan saya berteriak karena saking geregetnya untuk menyemangati diri sendiri agar saya bisa bangkit lagi.”
Sementara itu, Rian lebih menyoroti aspek mana yang jadi kelengahan mereka di laga melawan Goh/Nur hari ini.
Terutama saat memasuki gim ketiga ketika kedua pasangan sama-sama punya peluang untuk menang.
Menurut pemain asal Bantul, Yogyakarta itu, Goh/Nur jauh lebih cepat di area depan.
Padahal wilayah depan net biasanya memang jadi kekuasaan Fajar selaku playmaker duet unggulan empat ini.
“Dari rekor pertemuan kami memang unggul 8-1. Tetapi setiap bertemu lagi, rekor itu tidak ada pengaruhnya,” kata Rian.
“Karena di setiap lapangan dan pertemuan itu kondisinya selalu berbeda-beda. Rekor pertemuan itu tidak selalu menentukan hasil akhirnya kami akan selalu menang.”
“Di gim ketiga lawan makin percaya diri, terutama di permainan bola-bola depannya.”
“Selain itu, dari defend balik serang mereka juga sangat baik hari ini. Beberapa kali seharusnya kami bisa mematikan, malah jadi mati sendiri,” tukasnya.