![Eks Pelatih Gregoria Pede Saat Tunggal Putri Malaysia Terancam Jadi Lumbung Poin Indonesia](https://hybridnetworkyt.com/wp-content/uploads/2025/02/1-2.jpg)
Partai tunggal putri berpeluang menjadi titik lemah tim bulu tangkis Malaysia saat menghadapi Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2025.
Tantangan makin besar karena persaingan sudah ketat sejak awal.
Di babak penyisihan grup, Indonesia dan Malaysia sudah bertemu di Grup B dengan negara lain yang juga punya prestasi di jagat bulu tangkis yaitu Hong Kong.
Bagi Indonesia, Malaysia lebih berbahaya karena kekuatan yang hampir merata di kelima sektor yang dipertandingkan.
Hampir. Pasalnya, ibarat tak ada gading yang tak retak, Malaysia mengalami ketimpangan antara sektor tunggal dengan ganda mereka.
Saat ditelisik lebih jauh, tunggal putri menjadi sektor paling memprihatinkan di Negeri Jiran.
Melihat ranking dunia, pemain tunggal putri tertinggi mereka berada di posisi 48. Itupun bukan anggota “Pelatnasnya” Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM).
Adapun untuk Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2025, Malaysia mengandalkan Karupathevan Letshanaa dan Wong Ling Ching untuk partai tunggal putra.
Letshanaa lebih tinggi secara peringkat daripada Wong. Pekan ini pemain berusia 21 tahun itu naik ke rank 53 sedangkan Wong masih tertahan di rank 95.
Meski begitu, dia akan menjadi underdog saat dihadapkan dengan Putri Kusuma Wardani (rank 14) ataupun Komang Ayu Cahya Dewi (40) yang menjadi wakil Indonesia.
Bahkan dengan pemain junior Indonesia pun Letshanaa kepayahan dengan catatan kekalahan saat mengikuti rangkaian turnamen di Surabaya, Oktober lalu.
Letshanaa dijegal Mutiara Ayu Puspitasari di semifinal Indonesia IC (17-21, 10-21) lalu dikalahkan Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi di final Indonesia Masters Super 100 (19-21, 17-21).
Sementara jika menilik rekor pertemuan dengan Putri KW atau Komang, Letshanaa baru pernah bertemu Putri dan selalu kalah dalam tiga kesempatan bertanding.
Indonesia pun dijagokan bisa merebut poin dari partai tunggal putri saat melawan Malaysia meski turnamen beregu menawarkan kejutan karena tekanan yang berbeda.
Tahun lalu Putri harus dipaksa bermain tiga gim saat melawan Letshanaa di laga perempat final sebelum akhirnya menang dengan skor 21-12, 18-21, 21-13.
Pelatih tunggal putri Malaysia, Jeffer Rosobin, tetap percaya diri. Pengalaman melatih di Pelatnas PBSI memberinya bekal dalam merancang strategi permainan.
“Mungkin pengalaman sebelumnya telah memberi saya beberapa gambaran tentang strategi yang bisa berhasil untuk pemain A atau B,” ucap Jeffer, dilansir dari The Star.
Jeffer pernah melatih tunggal putri junior Indonesia. Dia berada di belakang kesuksesan Gregoria Mariska Tunjung meraih medali emas Kejuaraan Dunia 2017.
Di Malaysia pun Jeffer awalnya diplot sebagai pelatih junior tetapi dipromosikan untuk menangani tim tunggal putri senior sejak Oktober tahun lalu.
Meski cukup percaya diri, Jeffer mengingatkan eksekusinya tetap tergantung dengan penampilan pemainnya di lapangan.
“Akan tetapi, pada akhirnya, saya berharap strategi-strategi ini dapat diterima dan dipahami oleh para pemain,” ucap mantan tunggal putra dengan gelar Juara Asia itu.
“Satu hal yang sudah jelas adalah kami mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk mencapai performa terbaik.”
“Saat ini para pemain kami telah mencapai level optimal.”
“Apa yang tersisa adalah fokus untuk meningkatkan teknik mereka, kondisi fisik, dan pola pikir, dan kita harap mereka bisa tampil lebih baik lagi.”
Kejuaraan Beregu Campuran Asia 2025 akan diselenggarakan pada 11-16 Februari 2025 di Qingdao, China.