Jenazah pebulu tangkis tunggal putra junior China, Zhang Zhi Jie, yang meninggal pada 30 Juni saat mengikuti Kejuaraan Asia Junior 2024 di GOR Amongrogo, Yogyakarta masih belum dipulangkan.
Jenazahnya masih berada di RSUP dr. Sardjito Yogyakarta dan belum diketahui kapan akan dibawa pulang ke China meski keluarganya sudah berada di Yogyakarta, dua pekan lalu.
“Sampai saat ini, jenazah Zhang masih di RS Sardjito. Keluarga masih meminta waktu seminggu lagi,” kata Kepala Bidang Humas dan Media PP PBSI Broto Happy Wondomisnowo ditemui di Jakarta, Kamis (18/7/2024).
Menurut Broto, keluarga Zhang masih ingin mengetahui beberapa hal terkait wafatnya remaja berusia 17 tahun itu.
“Proses apa yang akan dilakukan kami tidak tahu karena keluarga meminta waktu seminggu lagi,” ucap Broto.
hang Zhi Jie meninggal dunia setelah pingsan secara tiba- tiba saat tampil pada pertandingan China vs Jepang, Minggu (30/6/2024).
Zhang tampil pada partai ketiga dari laga terakhir babak penyisihan grup event beregu campuran Kejuaraan Asia Junior 2024 di GOR Among Rogo, Yogyakarta.
Menghadapi Kazuma Kawano, Zhang tiba-tiba ambruk dan mengalami kejang-kejang ketika hendak menerima servis.
PBSI lalu memberikan kronologi dari kejadian nahas itu.
Menurut PBSI, tim medis baru bisa masuk ke lapangan setelah mendapatkan persetujuan dari referee alias wasit turnamen.
Hal ini sebagaimana mengacu kepada peraturan pertandingan dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF).
Menurut PBSI diperlukan waktu 1 menit 20 detik bagi tim medis untuk memberikan pertolongan pertama dari momen pingsannya Zhang.
Pemain berusia 17 tahun itu mengalami kehilangan kesadaran dengan pernapasan yang tidak adekuat sehingga langsung dibawa ke rumah sakit.
Zhang kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Udara Dr. S. Harjolukito sebagai rumah sakit rujukan dari Badminton Asia.
Diperlukan waktu 10 menit untuk mencapai rumah sakit dengan jarak waktu tempuh 4,7 km dari venue pertandingan.
Malang, saat tiba di lokasi, Zhang tidak menunjukkan tanda-tanda denyut nadi dan pernapasan secara spontan sehingga dilakukan prosedur pijat jantung luar.
Kondisi Zhang belum membaik meski telah dilakukan penanganan pijat jantung luar dan dengan bantuan alat bantu napas selama tiga jam.
Pada pukul 20.50 WIB, tim medis menyatakan bahwa Zhang telah meninggal dunia karena tidak ada respons sirkulasi spontan dan mulai timbul tanda kematian sekunder.
Namun, pihak ofisial Tim China masih meminta tata laksana lebih lanjut sehingga korban dipindah ke RSUP Dr. Sardjito dan tiba dalam kondisi tidak bernapas.
Zhang kembali menerima penanganan resusitasi jantung paru selama 1,5 jam. Sayangnya, tidak ada respons sirkulasi spontan yang diharapkan.
Pada pukul 23.20 WIB, Juara Asia Junior U-17 itu dinyatakan meninggal dunia dengan penyebab henti jantung mendadak.
Selanjutnya, penyelenggara Kejuaraan Asia Junior 2024, PP PBSI, dan panitia pelaksana sudah melakukan audiensi serta pendampingan terhadap proses lanjutan atas peristiwa tersebut bersama dengan keluarga Zhang dan Asosiasi Bulu Tangkis China (CBA).
“Dalam audiensi ini, keluarga dan CBA bisa mendengarkan keterangan dari dokter turnamen, dokter RSPAU dr. Suhardi Hardjolukito sebagai rumah sakit rujukan dan RSUP dr. Sardjito,” kata PBSI melalui keterangan resmi pada 7 Juli.
Keluarga dan CBA juga diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan agar mendapat gambaran seutuhnya terkait peristiwa tersebut.”
“Audiensi berjalan baik dan pihak keluarga Zhang Zhi Jie mengucapkan terima kasih atas apa yang ditunjukkan panitia pelaksana.”
“Kami juga siap mendukung penuh pemenuhan surat-surat atau pun dokumen-dokumen pendukung yang diperlukan keluarga hingga sampai proses pemulangan jenazah.
“Namun sampai hari ini, kami masih belum mendapat keputusan keluarga Zhang Zhi Jie untuk langkah selanjutnya.”
Proses pemulangan jenazah akan dikawal dan ditanggung biayanya oleh PBSI dan pihak panitia Kejuaraan Asia Junior 2024