
Tak ada yang meragukan popularitas sepak bola di Indonesia. Namun, bukan berarti tak ada olahraga lain yang beken di Tanah Air.
Salah satunya adalah bulu tangkis. Olahraga tepok bulu itu bahkan jadi yang paling sering menyumbang medali emas di Olimpiade sejak 1992.
Puluhan pahlawan olahraga Indonesia lahir dari bulu tangkis, mulai dari Tan Tjoe Hoek, Rudy Hartono, Liem Swie King, Susy Susanti, Rexy Mainaky, Liliyana Natsir, hingga Greysia Polii.
Meski tak selalu penuh, pertandingan bulu tangkis di Indonesia termasuk Indonesia Open selalu ramai penonton.
Sorakan “Indonesia” dan “Ea” sudah pasti bergema di Istora Senayan. Namun, pernahkah Anda terpikirkan kenapa bulu tangkis begitu ternama di Indonesia?
Alasan Bulu Tangkis Sangat Populer di Indonesia
1. Pembibitan
Bulu tangkis Indonesia seperti tak ada matinya karena pembibitannya terstruktur dan dipantau langsung oleh klub.
Banyak klub besar di Tanah Air yang melakukan audisi, tapi yang paling terkenal tentu saja PB Djarum.
Klub bulu tangkis yang bermarkas di Kudus, Jawa Tengah, itu menggelar audisi bulu tangkis tiap tahun.
Audisinya pun tak main-main, hanya 46 peserta dari ribuan pendaftar yang lolos ke tahap karantina pada 2024.
Setelah fase karantina selesai, cuma 11 orang yang mendapatkan beasiswa bulu tangkis. Artinya, hidup mereka selama di asrama bakal ditanggung PB Djarum.
Selain itu, turnamen-turnamen bulu tangkis usia muda pun gampang ditemui.
Kompetisi yang diikuti sejak usia dini bakal membuat atlet familiar dengan atmosfer pertandingan dan paham apa yang harus ditingkatkan.
Itu juga menambah pemain-pemain hebat yang nantinya kembali diseleksi untuk masuk Pelatnas PBSI.
2. Harapan Menjadi Juara Dunia
Tjoa Keng Lin pernah berkata, bulu tangkis adalah satu-satunya olahraga di mana kita mempunyai harapan menjadi juara dunia dan untuk itu harus berani berkorban.
Tjoa Keng Lin mengumpulkan dana untuk Ferry Sonneville agar bisa membela Indonesia di Piala Thomas 1958.
Ferry Sonneville merupakan pemain dambaan PBSI saat itu. Masalahnya, Ferry kuliah jurusan Ekonomi di Nederlandsche Economische Hoogeschool (NEH) di Rotterdam, Belanda.
Gayung bersambut, Ferry juga berharap bisa membela Indonesia. Namun, biaya jadi kendala karena ia meminta semuanya ditanggung PBSI.
PBSI sedikit keberatan karena pada masa itu dananya terbilang sangat besar.
Alhasil, Tjoe Keng Lin pun menginisiasi penggalangan dana untuk memulangkan Ferry.
Kembali ke ucapan Tjoe Keng Lin, nyatanya memang bulu tangkis yang bertahun-tahun mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
Selain ratusan gelar individu yang diraih wakil Merah Putih, Indonesia meraih 8 emas Olimpiade, 14 Piala Thomas, dan 3 Piala Uber.
Kesuksesan bulu tangkis di kancah internasional pelan-pelan diikuti cabang olahraga lain seperti panjat tebing.
3. Prestasi Mentereng
Karena pembibitan berhasil, para pemain ini pun menghasilkan berbagai prestasi untuk Indonesia.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bulu tangkis adalah satu-satunya olahraga yang paling sering meraih emas Olimpiade.
Ada delapan emas yang dipersembahkan bulu tangkis sejak debut di Olimpiade 1992.
Medali emas terakhir diberikan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di Olimpiade Tokyo 2020.
Indonesia juga menjadi negara tersukses di Piala Thomas dengan 14 gelar juara. Sementara di Piala Uber, Indonesia merupakan satu dari lima juara dengan tiga trofi.
Tim bulu tangkis Indonesia juga punya 23 emas Kejuaraan Dunia, 22 emas Asian Games, dan 35 emas Kejuaraan Asia.
4. Asupan Gizi
Makanan yang dikonsumsi pebulu tangkis Indonesia terpantau. Di PB Djarum, menu makanan atlet beragam setiap waktunya, tapi tetap bergizi.
Semua makanannya juga mengandung kebutuhan gizi para pemain, mulai dari protein, sayuran, hingga buah-buahan.
Selain itu, para pemain PB Djarum juga rutin mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT), sehingga gizi mereka terkontrol.
5. Kesejahteraan Terjamin
Beberapa cabang olahraga saat ini lebih diperhatikan pemerintah termasuk bulu tangkis. Pemerintah tak ragu mengucurkan bonus fantastis untuk para juara.
Seperti Greysia Polii dan Apriyani Rahayu usai Olimpiade Tokyo 2020. Mereka masing-masing mendapatkan Rp 5,5 miliar.
Selain itu, para pebulu tangkis yang berprestasi juga diangkat menjadi PNS sehingga kehidupan mereka bakal terjamin pasca-pensiun.