
Pelatih tunggal putra Malaysia, Kenneth Jonassen, angkat suara usai anak didiknya gagal tampil optimal pada Korea Open 2025.
Harapan untuk melaju jauh pada Korea Open 2025 sepanjang pekan kemarin tidak bisa digapai oleh para wakil Malaysia yang berlaga di sektor tunggal.
Ekspektasi yang tersemat di pundak Leong Jun Hao yang pada turnamen sebelumnya di China Masters 205 berhasil menumbangkan Anthony Sinisuka Ginting tak bersisa.
Geliat dari pemain peringkat ke-20 dunia itu terkubur dengan cepat setelah dia tumbang pada babak pertama Korea Open 2025.
Leong harus merasakan pahitnya early exit usai tumbang di tangan pemain Indonesia lainnya, Alwi Farhan yang memang tampil solid.
Tunggal putra potensial Indonesia yang kini berperingkat ke-21 dunia itu menang dua gim langsung atas Leong 21-19, 26-24 dalam tempo 61 menit.
Nasib lebih baik ditunjukkan wakil Negeri Jiran lainnya di turnamen BWF Super 500 ini di mana Justin Hoh melaju lebih jauh.
Hoh sukses melewati ujian pertama dengan mengalahkan wakil China Wang Zheng Xing sebelum kandas digebuk wakil Denmark Anders Antonsen.
Kondisi lebih memprihatinkan terjadi di nomor tunggal putra saat Goh Jin Wei dan Karupathevan Letshanaa sama-sama kandas di 32 besar.
Berkaca dari hasil yang menyedihkan tersebut, Kenneth Jonassen selaku direktur kepelatihan tunggal Malaysia angkat suara.
Pelatih asal Denmark yang pernah membesut Viktor Axelsen itu memberikan pesan khusus kepada para penggemar yang ingin melihat tunggal Malaysia berprestasi.
Dia menegaskan bahwa prestasi yang didambakan untuk sektor ini tidak bisa datang dalam sekejap mata.
Jonassen sangat mengerti keinginan para penggemar melihat nomor tunggal Malaysia kembali berprestasi di panggung dunia.
“Tentu saja, saya mengerti bahwa para penggemar menginginkan gelar juara,” ucap Jonassen, dilansir dari laman NST.
“Dan itu adalah tujuan yang sama, saya rasa, bagi para pelatih dan pemain.”
“Tidak ada yang bisa dibangun dalam semalam dalam kancah nomor tunggal yang sangat kompetitif,” imbuhnya.
Dalam kesempatan yang sama, Jonassen menekankan konsisten permainan akan menjadi kunci keberhasilan meraih gelar di tengah ketatnya persaingan sektor tunggal.
“Kita bisa saja memiliki satu minggu yang bagus, tetapi jika 51 minggu berikutnya di bawah standar, maka kita tidak akan memenangkan gelar,” ucap Jonassen.
“Jadi, yang ingin saya sampaikan kepada para pemain adalah bahwa usaha, dedikasi yang keras.”
“Serta kesediaan untuk berkorban dalam jangka panjang adalah hal-hal yang dibutuhkan dalam tunggal,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Jonassen juga menyebut para pemain tunggal harus berani mengubah pola pikirnya dengan bekerja lebih keras dan berdedikasi lebih tinggi lagi.
“Berkorbanlah dan berlatihlah sekeras-kerasnya, bukan hanya Senin dan Selasa saat Anda masih segar, tetapi Rabu, Kamis, Jumat, dan Sabtu,” kata Jonassen.
“Dan terkadang, apakah Anda ingin memaksakan diri saat tidak ada yang memperhatikan?”
“Satu hal yang ingin kami hindari adalah panik dan mencoba segala sesuatunya dengan cepat dan mudah.”
“Kami berusaha keras untuk membantu para pemain mencapai tujuan mereka secara keseluruhan dan terus mengubah pola pikir mereka,” imbuhnya.